UNIVERSITAS
GUNADARMA
TUGAS
KONSERVASI ARSITEKTUR
PENATAAN
ULANG ZONING DAN SIRKULASI
DI
STASIUN JAKARTA KOTA
NAMA : MUHAMMAD RIDWAN
NAWAWI
NPM : 24315747
KELAS : 4TB04
DOSEN : AGUS SUPARMAN
Fakultas
Tekniksipil & Perencanaan
Jurusan Arsitektur
Universitas
Gunadarma
2019
Latar
Belakang
Latar belakang
penulis mengangkat topik ini karena berdasarkan pengalaman pribadi yang mana
semerawutnya zoning dan sirkulasi yang ada pada stasiun Jakarta kota baik itu
di dalam maupun di luar bangun dan menjadikan stasiun Jakarta kota apabila
dilihat dari luar menjadi berantakan dan
terkesan kumuh.
Dimana sangat
disayangkan bangunan yang sudah menjadi bangunan cagar budaya sejak lama tidak
tertata dengan baik dan benar dan juga menjadikan image pengelolanya menjadi
tidak baik.
Oleh karena itu penulis ingin mengangkat topik ini agar
dapat setidaknya menjadi bahan pelajaran khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya untuk pembaca karena banagunan cagar budaya dapat digunakan untuk
sarana edukasi dan mengenal sejarah perkembangan kota itu sendiri ataupun
perkembangan gaya dari arsitektur yang dari zaman ke zaman menpunyai cirri khas
sendiri.
Dan juga banguna ini
sudah menjadi landmark dari kawasan tersebut karena sudah ada dari sejak zaman
penjajahan belanda dan masih eksis juga tetap berfungsi seperti awalnya yaitu
tetap menjadi stasiun kereta tanpa beralih fungsi misalnya menjadi museum
ataupun menjadi tempat wisata.
PENATAAN ULANG
ZONING DI STASIUN JAKARTA KOTA
Gambar
1.0 Fasad Bangunan Stasiun Jakarta Kota
Gambar
1.1 Suasana Didalam Stasiun Jakarta Kota
|
|
Nama Bangunan Baru : Stasiun Jakarta Kota
Nama Bangunan Lama : Bataviasche
Oosterspoorweg Maatschapij
Alamat : Jl.Stasiun
Kota No 1,kel.Pinangsia, kec.TamanSari, JakartaBarat. (11110)
Arsitektur : Gaya Art Deco
Pemilik : Pemerintah
Stasiun Jakarta Kota (JAKK)
adalah
stasiun
kereta api kelas besar tipe A
yang terletak di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4
meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi I Jakarta dan
merupakan satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus
(perjalanan awal/akhir), yang tidak memiliki jalur lanjutan lagi.
Keberadaan Stasiun Jakarta Kota pada saat ini
diperdebatkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial.
Padahal, stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, selain bangunannya kuno, stasiun ini
merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun
Surabaya Kota atau
Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, namun juga terjadi renovasi
yang dinilai kontroversial.
Sejarah
Pada masa lalu, karena
terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin
hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata
memiliki banyak versi.
Pertama, nama Beos mengacu pada nama
stasiun Batavia BOS Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta
Api Batavia Timur), yang berada pada lokasi yang sama sebelum dibongkar.[3] Perusahaan ini adalah
sebuah perusahaan kereta api swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos
berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan
Sekitarnya, yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota
Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain
Sebenarnya,
masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini, yakni Batavia Zuid
yang berarti Stasiun Batavia Selatan.[3]
Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api.
Satunya adalah Stasiun Batavia
Noord (Batavia Utara) yang terletak di
sebelah selatan Museum Sejarah
Jakarta sekarang. Batavia Noord pada
awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg.
Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia
Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente
Batavia.
Batavia Zuid,
awalnya dibangun sekitar tahun 1887, kemudian
ditutup pada tahun 1926 untuk direnovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama
stasiun ini dibangun, kereta-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord.
Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota
yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober
1929.
Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau
oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts,Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang
dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara
struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional
setempat. Dengan balutan art
deco yang
kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi.
Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan
terpendek menuju kecantikan
Stasiun ini, pada zaman kolonial
ada dua, yaitu Batavia NIS (Batavia Noord) dan Batavia BOS (Batavia Zuid).
Setelah kedua stasiun tersebut dibeli oleh pemerintah kolonial, perusahaan
kereta api negara Staatsspoor en Tramwegen, berencana untuk membangun stasiun
besar baru di atas lahan Stasiun Batavia BOS yang mulai ditutup sejak tahun 1923.
Sebagai gantinya, maka stasiun Batavia Noord eks-NISM yang berjarak 200 meter
ke arah Utara sebagai stasiun utama untuk melayani penumpang. Tahun 1926,
stasiun eks-BOS mulai dibongkar. Pembangunan ini adalah proyek dari pembangunan
gedung stasiun milik negara, maka Burgerlijke Openbare Werken, (Departemen
Pekerjaan Umum Hindia Belanda), terlibat dalam pembangunannya.
Salah satu hal yang unik dari stasiun ini adalah
bangunan peronnya yang mirip dengan bangunan peron pulau di Stasiun Jember, yaitu berupa kanopi
memanjang dengan atap berbentuk huruf V yang disangga struktur kantilever kolom
tunggal dari baja.
Pengertian
Konservasi arsitektur
adalah penyelamatan suatu obyek/bangunan
sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan sejarah suatu bangsa, pendidikan dan
pembangunan wawasan intelektual bangsa antar generasi. Termasuk upaya konservasi bangunan kuno dan
bersejarah.
Pengertian Zoning
Mengutip
buku dari Bp. Ismail bahwa Zona adalah
kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang
spesifik, maka zona dipastikan memiliki suatu identitas atau ciri yang berbeda
dari area lain disekitarnya. Sedangkan Zoning
adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan
karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.
Pembahasan
Dalam penulisan ini, penulis ingin
membahas tentang Konservasi Arsitektur yang dilakukan pada bangunan Stasiun Jakarta
Kota atau yang lebih di kenal dengan nama Stasiun Kota yang terletak di
jl.stasiun kota no 1kel. Pinangsia, kec.Tamansari, Jakarta Barat.
Kali ini penulis mencoba untuk
menata ulang zoning atau pembagian zona di stasiun Jakarta kota hal ini dilakukan
untuk menghindari semerawutnya pengguna distaiun Jakarta kota, baik itu
pengunjung,pengelola ataupun angkutan umum yang biasa parkir di depan pintu
masuk stasiun Jakarta kota.
Karena sangat disayangkan apabila banguna yang sudah
termasuk kedalam cagar budaya tidak terawatt dan menjadi semerawut dilapangan
padahal seharusnya bangunan cagar budaya harus dirawat karena bangunan tersebut
juga dapat menjadi sarana edukasi dalam mengenal sejarah, baik sejarah nasional
maupun sejarah tentang perkembangan Arsitektur.
Oleh karena itu penulis ingin melakukan konservasi dengan
cara menata ulang agar bangunan tersebut dapat menjadi lebih baik baik secara
visual maupun secara fungsional.
Selain itu
konservasi ini juga bertujuan untuk nantinya menarik jumlah pengunjung dan
pengguna layanan transportasi Kereta Api ataupun CommuterLine karena apabila
tempatnya nyaman tentu pengunjungpun akan merasa senang dan tidak kapok menjoba
layanan transportasi tersebut.
Keterangan : Titik Fokus Penataan ulang
Penataan ulang zoning pada Stasiun
Jakarta kota yaitu terletak pada pintu masuk dimana kondisi saat ini sangat
semerawut kondisinya, banyak angkutan umum dan pribadi yang parkir sembarangan
dan menimbulkan kesan kumuh dan berantakan
Dan juga penataan dibagian pembelian tiket yang nantinya
akan mempermudah penumpang untuk melakukan pembelian tiket dan juga memperbaiki
sirkulasi pengguna agar saat melonjaknya jumlah pengguna layanan kereta api dan
commute line tidak terlalu menumpuk pada satu titik guna mempercepat proses
pembelian tiket.
Kedua zona ini sangat vital
fungsinya karena berkontakan langsung dengan pengunjung apabila zona ini lancar
ketika digunakan oleh pengunjung makan selebihnya akan menyesuaikan, masalah
yang sering dihadapi distasiun-stasiun lain sama saja yang pertama pintu masuk
utama dan tempat pembelian tiket yang mana sangat penting untuk mempermudah
pengunjung melalui dan menggunakan pada area zona tersebut.
Jika kedua zona tersebut lancar maka akan mempercepat
sirkulasi pengunjung dan mempercepat aktivitas mereka dan apabila zona tersebut
semerawut tentu akan berdampak buruk nutuk zona-zona lain yang berhubungan
dengan zona tersebut seperti halnya : 1. Penumpukan penumpang
2.
Ketidakpuasan penumpang terhadap pelayanan
3.
Kerusuhan
4.
protes
Oleh karena
itu hal ini perlu dilakukan mengingat stasiun ini sudah menjadi pusat
penggunaan mode angkutan kereta api dan commuter line apabila hal ini tidak
dilakukan dikhawatirkan kedepannya banguna ini akan menjadi lebih semerawut seperti
halnya masalah kecil apabila dibiarkan nantinya akan menumpuk dan menjadi
masalah besar dan bahkan menjadi masalah baru.
Karena kereta api dan commuter line adalah salah satu mode
angkutan masa yang sangat efektif untuk mengurangi kemacetan dan juga paling
banyak di minati oleh masyarakat urban karena selain murah kereta api dan
commuter line juga cepat da tidak macet apalagi di tambah sekarang sistem dan
pengelolaan mode transportasi ini sudah hampir seperti di Negara Negara maju .
Jadi saying sekali bila fasilitas utama mode transportasi
ini tidak dirawat khususnya yang termasuk kedalam cagar budaya yang tentunya
akan merugikan pemerintah sendiri apabila banguna tersebut tidak dirawat tentu
masyarakatpun akan menilai kinerja pemerintah dan menjadi boomerang untuk
pemerintah itu sendiri.
Penataan zoning di pintu utama
Penataan di zona ini terpusat pada
penataan parkir dan drop off karena kondisi sekarang sdah berantakan dan tida
teratur maka penulis berencana menata ulang bagian tersebut untuk nantinya
memperpudah pengunjung dalam melakukan aktivitas kedalam dan keluar stasiun dan
juga untuk memperbaiki view yang sekarang terkesan kumuh dan berantakan baik
itu oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Situasi sekarang sangat buruk karena kendaraan pribadi dan
kendaraan umum parkir disembarang tempat dan melakukan drop off juga tidak di
tempat yang seharusnya dan menjadikan banguna yang tergolong cagar budaya ini
tidak mempunyai view yang baik.
Oleh karena
itu penulis berencana memindahkan parkir sementara tidak didepan pintu masuk
utama melainkan di sebelah utara bangunan dengan menambahkan jalur atau akses
untuk pejalan kaki lebih luas agar terdapat space yang cukup antara bangunan
dengan jalan raya.
Dan juga
dengan memberikan jalur drop off dengan memanfaatkan coakan di bagian jalur
pedestrian agar nantinya saat melakukan drop off tidak mengganggu lalulintas
dan kemacetan yang mana lalulintas di depan pintu masuk stasiun Jakarta kota
cukup padat.
Selain itu jarak antara drop off dan pintu masuk utama
sedikit di beri jarak agar tidak terlalu dekat yang nantinya berguna untuk
sirkulasi pengguna baik itu yang ingin kedalam stasiun ataupun yang keluar
stasiun.
Penataan Zoning Dipelayanan
Ticketing
Penataan dizona ini terfokus pada
pola sirkulasi pengguna Armada transportasi Kereta Api dan Commuter Line yang
melakukan transaksi ticketing baik itu secara manual oleh petugas ataupun
menggnakan vending machine.
Pola sirkulasi sekarang yaitu berbentuk U dimana pengunjung
yang sudah melakukan trasaksi harus berbalik arah untuk menuju ke peron ataupun
tempat lainnya, cara ini dinilai tidak efektif karena akan menimbulkan
berdesakan antara pengunjung yang sudah selesai melakukan transaksi ticketing
dengan pengunjung yang ingin melakukan transaksi ticketing.
Selain itu pola ini dinilai memakan waktu yang cukup lama
untuk pola sirkulasi, bayangkan bagaimana jika terjadi melonjaknya jumlah
penumpang saat liburan ataupun hari besar lainnya.
Oleh karena
itu penulis berencana menata zona ini dengan melakukan penataan ulang sirkulasi
yang sebelumnyaU menjadi lurus yang mana pada saat pengunjung telah selesai
melakukan trasnsaksi ticketing maka pengunjung hanya tinggal lurus kedepan
tanpa harus berbalik arah untuk menuju peron untuk vending machine sementara
untuk yang manual akan menggunakan sirkulasi pola letter L yang mana setelah
mengantri maka pengunjung langsung berbelok kearah peron tanpa harus berbalik
arah.
Cara ini
dinilai lebih efektif jika dibandingkan dengan pola letter U yang mana cara ini
juga efektif untuk mempersingkat waktu pada saat selesai melakukan transaksi
ticketing dan juga mempermudah sirkulasi pengguna jasa angkutan transportasi
kereta api dan Commuter line oleh karena itu penulis menggunakan cara ini intuk
mengatasi semeraawutnya sirkulasi.
Kesimpulan
Jika dilihat dari yang sudah dibahas
sebelumnya diatas kesimpulan yan dapat diambila yaitu konservasi bangunan
bersejarah menjadi sangat penting dilakukan khususnya banguna bersejarah yang
termasuk kedalam bangunan cagar budaya yang sudah di tetapkan oleh pemerintah
setempat.
Konservasi yang dilakukan di stasiun
Jakarta kota yaiutu dengan cara penaataan ulang zoning dan sirkulasi khususnya
pada pintu utama dan bagian pelayanan ticketing yang mana bagian ini mejadi
sangat penting dan bersinggungan langsung denggan pengguna
Oleh karena itu penataan ulang
sangat diperlukan karena dengan penataan yang baik dan benar akan mengatasi
masalh masalah yang sebelumnya ada pada suatu bangunan dan dalam kontek ini
bangunan tersebut adalah stasiun jakerta kota.
Dan penulis berharap dengan penulisan ini dapat menjadi
referansi untuk nantinya diterapkan pada bangunan stasiun Jakarta kota dan juga
dapat mengatasi masalah zoning dan sirkulasi yang ada pada stasiun Jakarta kota
Karena sangat disayangkan yang mana stasiun Jakarta kota telah ditetapkan
menjadi bangunan cagar budaya sejak lama dan apabila tidak dilakukan penataan
maka lama kelamaan akan menjadi semakin tidak teratur baik itu pengguna maupun
angkutan umum.
Terimakasih
Sumber :
·
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/08/10454201/hari-ini-dalam-sejarah-stasiun-beos-diresmikan-kini-jadi-jakarta-kota?page=all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar